Di Hari Pahlawan Ketua Dewan Adat Nasional RI Sultan Sepuh Pangeran Heru Sampaikan Pesan kepada Pemerintah: Jangan Lupakan Peran Raja dan Sultan dalam Sejarah Kemerdekaan

Cotidie News_Cirebon | Dalam momentum peringatan Hari Pahlawan Nasional, Ketua Dewan Adat Nasional Republik Indonesia (DAN-RI) sekaligus Sultan Sepuh Keraton Kasepuhan Cirebon, Sultan Sepuh Jaenudin II Arianatareja (Syarif Maulana Pangeran Heru Arianatareja, S.Psi., M.H.), menyampaikan pesan mendalam kepada Pemerintah Republik Indonesia tentang pentingnya menghargai dan mengakui peran para raja dan sultan Nusantara dalam sejarah perjuangan serta sebagai bagian dari perintis kemerdekaan bangsa Indonesia.10 November 2025

Sultan Sepuh menegaskan bahwa makna kepahlawanan tidak boleh hanya dibatasi pada masa menjelang kemerdekaan atau agresi militer Belanda, melainkan juga harus mencakup para leluhur, raja, dan tokoh kesultanan yang berabad-abad lebih awal telah berjuang mempertahankan kedaulatan dan kehormatan bangsa dari penjajahan, terutama sejak masa perlawanan terhadap VOC dan kolonialisme Eropa.

Harapan kami, yang dijadikan pahlawan nasional bukan hanya mereka yang berjuang pada era menjelang kemerdekaan saja, tetapi juga para pejuang dari kerajaan dan kesultanan yang lebih awal berkorban untuk mempertahankan Nusantara dari penjajahan VOC. Seperti Sunan Gunung Jati, Pangeran Jayakarta, Pangeran Diponegoro, Sultan Hasanuddin Bugis, dan banyak lagi tokoh-tokoh kerajaan serta kesultanan yang berjuang jauh lebih awal. Mereka layak mendapat penghargaan dari Negara Kesatuan Republik Indonesia,

tutur Sultan Sepuh.

Lebih lanjut, Sultan Sepuh menekankan bahwa para raja dan sultan merupakan bagian dari perintis kemerdekaan bangsa Indonesia.
Sebelum lahirnya pergerakan nasional dan jauh sebelum masa agresi militer Belanda, para raja dan sultan telah menjadi garda terdepan yang mengobarkan semangat perjuangan dan kebebasan.
Mereka memimpin perlawanan, mengorbankan kekuasaan, harta, bahkan nyawa demi tegaknya kedaulatan di tanah air tercinta.

Pahlawan sejati bukan hanya mereka yang gugur pada masa kemerdekaan, tetapi juga para leluhur kami yang berjuang lebih awal dan lebih lama — selama lebih dari 350 tahun melawan VOC dan kekuasaan asing. Mereka adalah bagian penting dari perintis kemerdekaan Indonesia yang sesungguhnya,

tegas Sultan Sepuh Jaenudin II Arianatareja.

Menurut Sultan Sepuh, jati diri bangsa Indonesia berakar dari peradaban kerajaan dan kesultanan Nusantara, yang menjadi pondasi terbentuknya negara Indonesia modern.

Jati diri Indonesia adalah kerajaan dan kesultanan Nusantara. Itu jangan sampai dilupakan atau dihilangkan, karena secara hukum dan sejarah, status kerajaan serta kesultanan tidak pernah dibubarkan. Tidak ada satu pun undang-undang yang secara khusus menyatakan bahwa negara-negara awal berupa kerajaan dan kesultanan dihapuskan,

ujar Sultan Sepuh.

Sultan Sepuh juga menegaskan bahwa para raja dan sultan bukan hanya simbol budaya, tetapi juga penjaga warisan sejarah, moral bangsa, dan bagian dari perintis kemerdekaan yang patut dihormati serta dilibatkan dalam pembangunan karakter dan arah kebangsaan Indonesia.

Jati diri Indonesia ada di para raja dan sultan Nusantara. Itu yang harus diingat dan dihormati oleh Pemerintah Indonesia saat ini,

tutup beliau dengan penuh wibawa.

Humas Media Center
Keraton Kasepuhan Kesultanan Cirebon
Dewan Adat Nasional Republik Indonesia (DAN-RI)
📍 Cirebon, Jawa Barat

 

 63 total views,  4 views today

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.